Islam Di Asia Tenggara


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

            Islam adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh Benua dan Negara yang ada dipermukaan bumi ini. Karena memang didalam ajaran Islam itu sendiri menuntut kepada orang yang memeluk agama Islam untuk menyebarkannya kepada umat-umat yang lainnya yang belum kenal Islam, di dalam Islam pun ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional dan juga banyak bukti-bukti alam bahwa agama Islam adalah agama yang benar. Maka orang Islam yang berakhlak baik memudahkan dalam penyebaranya agar penduduk sekitar yang non Islam mau menerima, mengikuti, dan masuk agama Islam.



          Salah satu fakta tentang orang yang paling berpengaruh diseluruh dunia adalah Nabi kita Rasulullah Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam. Beliau menyebarkan Islam sendirian di Mekkah yang saat itu penduduknya jahiliyah dan kemudian berubah menjadi masyarakat yang berakhlak baik dengan memeluk Agama Islam yang dibawa oleh beliau.Dari sinilah sejarah penyebaran Islam semakin luas ke seluruh dunia hingga sampai ke Asia Tenggara.

             Seiring berjalanya waktu dari penyebaran Islam di Mekkah sampai ke penjuru dunia, maka para pakar sejarah melakukan penelitian dan menceritakan dalam buku seperti apa perjalanan penyebaran  Islam itu hingga bisa mencapai ke setiap Negara.  Sebenarnya para ahli sejarah yang telah menggungkapkan seperti apa perjalanan penyebaran Islam ada yang berbeda-beda pendapat, dari masalah penepatan tahun persisnya waktu kejadian tersebut, tapi pada dasarnya semua saling melengkapi.

            Karena seiring dengan berkembangya teknologi di zaman sekarang, buku-buku tentang sejarah direvisi dari kekurangan-kekurangannya, sehingga menjadi semakin lengkap dan benar.


B. Rumusan Makalah

1. Apa pengertian dan dinamika historis Islam di Asia Tenggara?
2. Bagaimana kondisi Asia Tenggara pada saat sebelum dan ketika Islam datang?
3. Apa saja teori masuknya Islam ke Asia Tenggara?
4. Bagaimana proses masuknya Islam ke Asia Tenggara?
5. Apa tahap-tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara?


C. Tujuan Penulisan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui :

1. Pengertian dan Dinamika Historis Islam di Asia Tenggara
2. Kondisi Asia Tenggara pada saat sebelum dan ketika Islam datang
3. Teori masuknya Islam ke Asia Tenggara
4. Proses masuknya Islam ke Asia Tenggara
5. Tahap – tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara










BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian dan Dinamika Historis Islam di Asia Tenggara

1. Pengertian Islam di Asia Tenggara

          Islam Asia Tenggara mengacu pada Islam di gugusan kepulauan atau benua maritim (nusantara) yang mencakup tidak hanya kawasan yang sekarang menjadi negara Indonesia, tetapi juga wilayah Muslim Malaysia, Thailand Selatan (Patani), Singapura, Filipina Selatan (Moro), dan juga Champa (Kampuchea). Islam Asia Tenggara (Southeast Asian Islam) sering digunakan secara bergantian dengan 'Islam Melayu-Indonesia' (Malay-Indonesian Islam).

          Namun banyak peneliti sekarang lebih menggunakan istilah „Islam Indonesia‟ untuk menggambarkan Islam di Asia Tenggara, hal itu dimaklumi karena Indonesia kian dikenal sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak di muka bumi. Indonesia sering disebut „negara Muslim terbesar‟ di dunia Islam karena sekitar 88,7 % dari total 235 juta penduduk Indonesia beragama Islam.

                Harry J. Benda membagi wilayah Nusantara/ Asia Tenggara ke dalam tiga wilayah kultural, yaitu : Pertama, Kawasan yang disebut Indianized Southeast Asia, yaitu Asia Tenggara yang telah di Indiakan (Indonesia), Kedua, Kawasan yang disebut Sinicized Southeast Asia, yaitu Asia Tenggara yang telah di Cinakan (Vietnam), Ketiga, Kawasan yang disebut Hispanized Southeast Asia, yaitu Asia Tenggara yang telah di Spanyolkan (Philipina).


2. Dinamika Historis Islam di Asia Tenggara

          Kehadiran Islam di bumi Nusantara berlangsung secara sistematis, terencana, dan tanpa kekuatan militer, dibawa oleh para ulama-alim yang memang membawa misi khusus menyebarkan Islam. Berbeda dengan kedatangan agama Kristen pertama kali yang dibawa oleh kolonialis, khususnya dari Belanda. Para dai membawa misi kedamaian, bukan peperangan. Yang dibawa adalah ilmu, bukan senjata.

            Islamisasi dengan damai dilukiskan Thomas W. Arnold sebagai berikut: “Sketsa di atas hanyalah merupakan bagian kecil daripada sejarah dakwah Islam di kepulauan Nusantara…Tetapi cukup bukti-bukti yang menunjukkan adanya pelaksanaan dakwah Islam yang berjalan dengan penuh damai selama 600 tahun terakhir…ajakan dan bujukanlah yang mewarnai gerakan dakwah itu”.


B. Kondisi Asia Tenggara pada saat sebelum dan ketika Islam datang

         Sejak abad ke- I, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya selat Malaka, telah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan Internasional arena posisinya yang menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara, dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang jauh mulai dari teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangan kekuasaan besar, yaitu China di bawah Dinasti Tang (618-907 H), Kerajaan Sriwijaya (Abad ke-7 – 14 H), Dinasti Umayyah (660-749 H), dan Dinasti Abbasiyah (750-870 H).

           Pada tahun 30 H / 651 M, Khalifah Utsman bin Affan mengirim delegasi ke China, delegasi tersebut bertugas memperkenalkan agama Islam ke China. Waktu itu hanya berselang 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW. Dalam perjalanan laut yang memakan empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera.

             Mulai abad VII dan VIII (abad I dan II H), para muslim dari Persia dan Barat sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Menurut catatan China, pada masa pemerintahan mulai dari Dinasti Tsung (627-650)—Kaisar kedua dari Dinasti Tang—telah datang empat Muslim dari Jazirah Arabia. Yang pertama bertempat tinggal di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap di kota Yang Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di couang Chow. Muslim pertama, Saad bin Abi Waqas adalah seorang muballigh dan sahabat nabi Muhammad SAW, Ia bukan saja dikenal sebagai pembawa agama Islam pertama di China, tetapi juga berjasa mendirikan masjid di Canton, yang disebut Masjid Wa-Shin-Zi (Masjid kenangan atas Nabi). Oleh karena itu, sampai sekarang kaum muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri.


C. Teori Masuknya Islam ke Asia Tenggara

Ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, seperti teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab, Cina dan India.

1. Teori Masuknya Islam ke Asia Tenggara dari Arab

                 Dikemukakan oleh John Crawford. Menurutnya Islam datang dari Arab melalui pedagang.  Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah mempunyai pusat perniagaan di Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab yang ke China singgah di pelabuhan Asia Tenggara tepatnya di Selat Malaka karena posisinya yang strategis, dalam jalur perdagangan. Kemudian Pedagang Arab ini tinggal beberapa bulan di Asia Tenggara dan ada yang menetap serta membina perkampungan Arab. Perkampungan ini juga menjadi tempat untuk berdagang. Ada juga pedagang Arab yang menikah dengan wanita setempat dan menyebarkan Islam. Karena sebagian besar pedagang menggunakan jalur laut sebagai sarana transportasi maka pada masa menunggu angin muson/musim digunakan oleh pedagang Arab untuk mengembangkan Islam.

                Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China.Pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang keduamenetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi). Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya.

Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu :    

1. Telah ada perkampungan  Arab di Sumatera Utara (Ta Shih).
2. Persamaan penulisan dan kesusasteraan Asia Tenggara dan Arab.
3. Budaya dan Musik yang terdapat unsur karakter Arab di dalamnya, seperti Zapin.
4. Karya-karya yang  menceritakan pengIslaman raja tempatan oleh syeikh dari Tanah Arab contohnya hikayat Raja-raja samudra Pasai mengatakan Raja Malik diIslamkan oleh ahli sufi dari Arab yaitu Syeikh Ismail.


2. Teori Masuknya Islam ke Asia Tenggara dari Cina

               Menurut Eredia, Canton pernah menjadi pusat perdagangan bagi para pedagang Arab hingga pedagang Cina ikut memeluk Islam. Pedagang Cina Islam ini pun berdagang di Asia Tenggara, selain menyebarkan Islam. Sedangkan menurut Fatimi, pedagang Cina Canton pernah berpindah beramai-ramai ke Asia Tenggara.

Adapun bukti dari teori ini adalah:

1. Batu bersurat Terengganu, yakni batu nisan yang terdapat ayat Al Qur’an, di Pekan, Pahang.
2. Wujud persamaan antara seni bangunan Cina dengan masjid di Kelantan, Malaka, dan Jawa, yaitu bumbung pagoda, merupakan ciri khas bentuk atap rumah rumah kuno di Cina.


3. Teori Masuknya Islam ke Asia tenggara dari India/Gujarat

                 Teori ini dikemukakan oleh S. Hugronje. Menurutnya, Islam datang dari Gujarat atau India dan Patani Koromandel di Semenanjung India. Hubungan dagang antara India dengan Asia Tenggara terwujud sejak lama. Hal ini memberikan peluang bagi pedagang Islam India untuk menyebarkan Islam.

Adapun beberapa bukti dari teori ini adalah:

1. Terdapat batu marmer pada batu nisan, yang menunjukan ciri buatan India seperti batu nisan Raja Malik Pasai, Makam wali Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur.
2. Unsur budaya India sangat banyak dijumpai di negara-negara Asia Tenggara.


D. Proses Masuknya Islam ke Asia Tenggara

          Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat umumnya dilakukan secara damai. Apabila situasi politik suatu kerajaan mengalami kekacauan dan kelemahan disebabkan perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana, maka islam dijadikan alat politik bagi golongan bangsawan atau pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu. Mereka berhubungan dengan pedagang-pedagang Muslim yang posisi ekonominya kuat karena menguasai pelayaran dan perdagangan.

Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran islamisasi yang berkembang ada enam, yaitu :

1. Saluran Perdagangan

            Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim   (Arab, Persia dan India) turut ambil bagiandalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan,   bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari  luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatka di   pesisi  Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena faktor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.


2. Saluran Perkawinan

            Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawinkan mereka diislamkan   terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan, tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak   raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya   dengan puteri Campa yang mempunyai  keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.


3. Saluran Tasawuf

            Tasawuf merupakan  salah  satu  saluran  yang  penting  dalam  proses Islamisasi. Tasawuf termasuk kategori yang berfungsi dan membentuk kehidupan sosial bangsa  Indonesia yang meninggalkan bukti-buktimyang jelas pada tulisantulisan antara abad  ke-13  dan ke-18. Hal itu bertalian langsung  dengan  penyebaran Islam  di  Indonesia. Dalam hal  ini para ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah masyarakatnya. Para ahli  tasawuf biasanya memiliki keahlian untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Jalur tasawuf, yaitu proses islamisasi dengan mengajarknan teosofi dengan mengakomodir nilai-nilai budaya bahkan ajaran agama yang ada yaitu agama Hindu ke dalam ajaran Islam, dengan tentu saja terlebih dahulu dikodifikasikan dengan  nilai-nilai  Islam sehingga mudah dimengerti dan diterima.


4. Saluran Pendidikan

          Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah   keluar   adari pesantren,  mereka pulang  ke kampung masing-masing  atau berdakwak   ketempat  tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Kleuaran pesantrenini banyak yang diundang ke Maluku untukmengajarkan Agama Islam.


5. Saluran Kesenian

          Penyebaran Islam dikembangkan melalui seni, seperti seni arsitektur dan kaligrafi serta berbagai seni lain yang bercorak Islam. Salahsatu saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Khususnya di Indonesia. Bahkan, dikatakan bahwa, Sunan Kalijaga ialah tokoh yang paling mahir dam mementasan wayang. Ia tidak pernah meminta imbalan upah pertunjukan melainkan meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang yang dibawakan masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana tetapi dalam setiap cerita itu disisipkan pula ajaran nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan sebagai alat islamisasi seperti sastra (hikayat, babad,dan sebagainya), seni bangunan, serta seni ukir.


6. Saluran Politik

                 Pengaruh kekuasan raja sangat berperan besar dalam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga  akan mengikuti jejak rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat tinggi dan raja sebagai panutan bahkan menjadi tauladan bagi rakyatnya. Misalnya di Sulawesi Selatan dan Maluku, kebanyakan  rakyatnya  masuk Islam  setelah rajanya memeluk agama Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Seperti halnya di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.

Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:

1. Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah pesisir lndonesia, dan  wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa lokal yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa.

2. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia Tenggara. Dengan  demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat.

3. Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih besar (Lapidus, 1999:720-721).

              Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadi semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting.


E. Tahap – tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara

1. Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)

                 Fase ini diyakini sebagai fase permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan Asia Tenggara, yang dimulai dengan kontak sosial budaya antara pendatang Muslim dengan penduduk setempat. Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data mengenai masuknya penduduk asli ke dalam Islam. Bukti yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh jauh kemudian, yakni pada permulaan abad ke-13 M / 7 H. Sangat mungkin dalam kurun abad ke 1 sampai 4 H terdapat hubungan perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat, hingga menjadikan mereka beralih menjadi Muslim. Tetapi  ini baru pada tahap dugaan.

                 Walaupun di Leran - Gresik, terdapat sebuah batu nisan bertuliskan  Fatimah binti Maimun yang wafat pada tahun 475 H / 1082 M.  Namun dari bentuknya, nisan itu menunjukkan pola gaya hias makam dari abad ke-16 M seperti yang ditemukan di Campa, yakni berisi tulisan yang berupa do'a-do'a kepada Allah.


2. Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M)

               Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan mulai terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai  sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia.

            Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang membuat Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka.Di bagian lain, di Jawa saat itu sudah memperlihatkan bukti kuatnya peranan kelompok Masyarakat Muslim, terutama di pesisir utara.


3. Pelembagaan Islam

               Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke pusat-pusat kekuasaan, merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah.Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peranan para penyebar dan pengajar Islam.Mereka menduduki berbagai jabatan dalam struktur birokrasi kerajaan, dan banyak diantara mereka menikah dengan penduduk pribumi. Dengan kata lain, Islam dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan, perkawinan dengan elit birokrasi dan ekonomi, di samping dengan sosialisasi langsung pada masyarakat bawah. Pengaruh Islamisasi yang pada awalnya hanya berpusat di satu tempat telah jauh meluas ke  wilayah-wilayah lain di Asia tenggara.

               Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat karena Dalam Penyebaran dan perkembangannya, dengan jalan damai, tidak pernah ada ekspedisi militer ataupun kekerasan untuk Islamisasi ini.





BAB III
PENUTUP


             Berdasarkan uraian tulisan mengenai masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam di Asia Tenggara, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Islam masuk ke Asia Tenggara melalui jalur perdagangan yang di bawa oleh para pedagang muslim Arab, India maupun dari Cina.

Maka ada 3 teori mengenai dari mana Islam itu dibawa, yaitu: ·     
        · Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab.
        · Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina. 
        · Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat.

              Demikian pula dengan waktu masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, para ahli sejarah pun berbeda pendapat. Ada yang mengatakan waktunya itu adalah abad ke-1 H/ke-7 M da nada pula yang menyebut pada abad ke-13 M. Namun dalam hal ini kami ambil kesimpulan bahwa agama Islam sudah masuk ke kawasan Asia Tenggara pada abad ke-1 H/7 M. Kemudian pada abad-13 agama Islam berkembang pesat.

          Islamisasi di Asia Tenggara dengan cara damai dan berangsur, melaui beberapa saluran Islamisasi, diantaranya saluran perdagangan, saluran perkawinan, saluran tasauf, saluran pendidikan, saluran kesenian, dan saluran politik. 
Perkembangan Islam di Asia Tenggara di setiap Negara ternyata berbeda, hal itu dikarenakan perbedaaan kountur budaya, adat, pola pikir dan perekonomian masing-masing Negara.



DAFTAR PUSTAKA

Saifullah. 2010. Sejarah & Kebudayaan Islam di Asia Tenggara, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar).

Syaefudin, Machfud. 2013. Dinamika Peradaban Islam Perspektif Historis, (Yogyakarta; Pustaka Ilmu).

Aizid, Rizem. 2015. Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Yogyakarta; DIVA Press).

Sunanto, Musyrifah . 2005. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada).

Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam dirasah Islamiyah II, (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada).

Lubis, Amany. 2005. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta; Pusat Studi Wanita UIN Jakarta).

Rahmawati, “Islam di Asia Tenggara” Jurnal Rihlah, Volume 2 No. 1 2014.

Suharto, Toto, “Gagasan Pendidikan Muhammadiyah dan NU sebagai Potret Pendidikan Islam Moderat di Indonesia”, Jurnal Islamica, Vol. 9, No.1 September 2014.

Tidak ada komentar untuk "Islam Di Asia Tenggara"